Hidup
adalah pilihan. Itulah yang sering kali kita dengar saat kita menghadiri
training motivasi atau sebagainya, atau juga saat kita membaca sebuah buku yang
bertemakan tentang kesuksesan. Pada kenyataannya memang begitu. Jika kita
mencoba untuk berpikir hidup memang pilihan. Semuanya pilihan kita sendiri.
Semuanya
berawal dari sebuah keinginan atau kata hati. Hati menginginkan sesuatu. Hati
mengatakan sesuatu. Keinginan dan kata hati ini selanjutnya kita pilih untuk
dijadikan sebuah keinginan. Inilah awal kita memilih. Baru setelah itu kita
memutuskan untuk memilih mewujudkannya.
Hidup ini
berawal dari hati. Di mana hati menerima atau mengeluarkan sebuah gerakan baik
itu keinginan atau harapan. Sebelum melakukan sesuatu apa pun pasti semuanya
sudah terbesit dalam hatinya.
Dalam hal
baik dan buruk pun semuanya itu berasal dari hati. Saya lebih enak menyebuttnya
ilham baik dan buruk. Kenapa saya menyebutnya begitu? Karena ketika seseorang
ingin melakukan suatu perbuatan tentunya telah ada yang mengatakan bahwa
perbuatan itu benar atau salah untuk dilakukan. Itu adalah ilham dari Tuhan.
Ini selaras dengan firman Allah dalam Alquran Surat Asy Syams ayat 8 :
فألهمها فجورها وتقوىها
" maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)kefasikan dan
ketakwaannya" (QS Asy Syams : 8)
Nah, apa
hubungannya antara semua berasal dari ilham hati dan hidup itu pilihan? Ilham
baik dan buruk ini akan selalu ada ketika manusia hendak melakukan atau
menginginkan sesuatu. Sehingga sebenarnya dia sudah tahu apa yang dia lakukan
itu baik atau buruk tapi karena memang sudah tertutupi oleh keinginannya atau
hasratnya maka dia tetap melakukannya walau itu buruk atau tidak melakukannya
walau itu baik. Itu merupakan pilihan. Jadi sebenarnya itu pilihan mau atau
tidak?
Contoh:
Kita hidup dalam satu kos bersama seorang teman. Kemudian pada suatu hari,
ketika teman kita sedang tidak ada di kos ada keinginan untuk mencuri uangnya.
Nah saat kita ingin mencuri inilah akan ada ilham baik dan buruk terbesit dalam
hati bahwa itu buruk tidak boleh dilakukan tapi kadang terbesit bahwa kita
sedang butuh uang untuk suatu keperluan. Dari contoh ini pasti kita pernah
merasakannya walaupun bukan ingin mencuri uang. Bagaimana selanjutnya mencuri
uang atau tidak itu adalah pilihan kita.
Begitulah
Allah mengilhamkan mana yang baik dan mana yang buruk berdasarkan rasa
kemanusian dalam diri manusia dan berdasarkan pengetahuan manusia itu sendiri.