Rabu, 27 Juni 2012

Profile Ustadz. H. Jefri Al Bukhori

UJE Lahir di Budi Rahayu, 12 April 1973. Ust H. Jefri anak ke 3 dari 5 bersaudara yang ayahnya bernama Alm. H. Ismail Modal dan umminya bernama Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana. Ust Jefri memiliki kakak yang pertama Alm. Ust. H. Abdullah Riyad, kakak kedua Ust. H. Aswan Faisal, adik yang keempat H. Decky Fajar dan yang kelima Ustz Hj. Nona. Ust Jefri menikah dengan Pipik Dian Irawati pada 7 September 1999 dan mempunyai dua anak yang bernama Adiba Khanza Az-Zahra, Mohammad Abidzar Al-Ghifari, Ayla Azuhro dan Ataya Bilal Rizqullah.

Ketika masa kecilnya UJE sama seperti anak-anak kecil lainnya, diberikan anugerah Allah SWT kemudahan dalam mempelajari dan membaca Al-Quran. Hal ini berkat kerja keras dan bimbingan orang tuanya dalam mendidik anak-anak agar menjadi soleh dan solehah. Hal ini terbukti pada saat UJE duduk di bangku sekolah kelas 3-5 SD meraih prestasi MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) sampai tingkat provinsi UJE tamat SD, lalu bersama kedua kakaknya mengikuti Pesantren Modern di Daar el Qolam Gintung, Balaraja Tanggerang selama 4 tahun.

UJE mempunyai dua sisi kepribadiannya pada waktu dulu. Pertama, Uje pada masa sekolah mengikuti kegiatan rohis atau mengikuti pengajian, Kedua UJE terbawa arus dengan teman-teman pemakai narkoba juga senang DUGEM. sampai-sampai UJE juga mengikuti pengajian ngeboat bareng bersama teman sekolahnya di kantin. Pada tahun 1991 UJE pernah menjadi dancer di salah satu club. Setelah bertemu salah satu orang yang tak dikenal mengajak UJE untuk bermain sinteron dan akhirnya mendapatkan prestasi terbaik menjadi aktor dalam sinteron Sayap Patah di TVRI.

Hal yang menyadarkan UJE dari kehidupan semu, ketika UJE diajak umroh beserta ibunda juga bersama kakaknya untuk bertobat dan pada akhirnya setelah bersandar di Ka’bah dan membentur-benturkan kepalanya sampai UJE menangis, meminta ampun kepada Allah SWT supaya bisa di ampuni dosa-dosanya yang selama ini dilakukan. berawal dari usaha pertobatan, UJE sempat mendapatkan amanah dari kakak tertuanya alm. Ust. H. Abdullah Riyad, untuk melanjutkan Dakwah kakaknya di Jakarta, karena alm Ust. H. Abdullah Riyad mendapatkan kepercayaan dari MUIS (Majlis Ugame Islam Singapura) untuk menjadi Imam besar di Masjid Haji Mohammad Soleh, bersebelahan dengan Maqam Habib Nuh Al Habsyi, Palmer Road, Singapura. Dari situlah UJE mulai berdakwah lewat majelis taklim, mushola, mesjid dan perlahan-lahan bisa seperti sekarang ini, dikenal oleh masyrakat banyak dikagumi oleh seluruh kalangan.

Dari proses yang sangat sulit, UJE akhirnya bisa berubah secara perlahan atas dukungan, kesabaran, ketabahan dari orang-orang disekelilingnya yang selalu mendampinginya. Selain itu hidayah Allah SWT. serta bimbinganNya, UJE bisa merasa tenang dalam kehidupannya untuk mulai mencintai Allah SWT, Rasulullah SAW, Orang Tua dan mencintai sesamanya.

Filum Platyhelminthes


Binatang dari Filum Platyhelminthes (dalam bahasa yunani ‘Platy’berarti pipih, ‘helmins’berarti cacing) atau juga disebut Flatworm mempunyai dorsal dan ventral yang rata dan karena itu di kenal sebagai cacing pipih. Cacing pipih diketahui tidak mempunyai rongga tubuh sejati dan dijuluki sebagai Acoelomates. Pada bab 10 dan 11 kini akan tau peralihan dari Acoelomates ke binatang yang memiliki rongga tubuh.

Cacing pipih hidup bebas, tinggal di air segar dan air asin atau sebagai parasite. Cacing pipih yang  parasite adalah cacing termatodes dan cacing cestodes. Mereka secara luas menyebar di antara 
manusiadan vertebrata lain sering menyebabkan penyakit ddan terkadang kematian pada inangnya.

Beberapa kemajuan adalah meperlihatkan oleh cacing pipih daripada coelenterates dan ctenophores. Mereka adala filum pertama yang membangun tingkat system organ dengan sempurna dan mempunyai sebuah kepala dengan sistem organ indra dan sistem saraf pusat. Cacing pipih mempunyai bentuk yang simestris dan memiliki tiga jaringan embrional, yang disebut mesoderm atau mesodermal. Sebab itu, mereka bersifat tripoblastic: struktrur mereka berasal dari ectoderm, endoderm, dan mesoderm.

Ada 3 kelas dari platyhelmintes: Turbellaria,  yang kebanyakan hidup bebas; Trematoda dan Cestoda, yang keseluhurannya parasite.

Planaria- Seekor Turbellarian Air Tawar
  
 Kebanyakan Planaria air tawar terdapat di Negara-negara serikat. Ia hidup tanaman air di kolom;sekitar tepi kolam, dan  di sungai kecil di bawah batu. Permukaan atas dari planaria ini hitam, coklat, belang, dan berbintik putih tidak beraturan. Permukaan bawahnya putih atau kaabu-abuan. Tubuhnya lebar dan tumpul pada ujung anterior dan runcing pada ujung posterior; dan panjangnya mencapai 15-18 mm.

Pada anterior atau ujung kepala terdapat tonjolan auricle yang berisi sel indara penciuman. Sepasang mata terdapat pada di bagian dorsal di antara auricle tersebut. Mulut tidak terdapat kepala tapi pada bagian tengah binatang tersebut pada bagian ventralnya. Mulut ini terbuka ke dalam sebuah lubang yang di kelilingi oleh sebuah saluran berotot yaitu Faring yang menempel pada ujung proksimalnya. Faring terdiri dari lapisa otot komplek dan beberapa sel kelenjar. Dengan otot tersebut, faring bisa menjulurkan mulut beberapa jauh ketika makan. Pada bagian ventral, posterior ke faring terdapat sebuah genital pore (hanya ada pada pada binatang yang dewasa secara seksual). Permukaan ventral tubuh ditutupi oleh undulipodia dan kelenjar pensekresi lender.

Jaringan mesodermal pangkal (berada antara dinding tubuh dan usus) terdiri dari sel mesenkim. Sel mesenkim ini di tempelkan pada lubang berserabut untuk membentuk jaringan penyambung yang disebut parenkim. Otot yang banyak mengembang, saraf,  pencernaan, system pencernaannya tersusun sedemikian rupa untuk fungsi tanpa koordinasi system peredaran darah, system respirasi, coelom atau anus. System pencernaan dari planaria terdiri dari mulut, faring, dan sebuah usus dengan 3 saluran tubuh yang masing-masing mempunyai beberapa cabang-cabang yang lebih kecil.

Makanan planaria adalah larva insekta, cacing, crustacean, dan binatang kecil lain yang hidup atau mati. Aurikel di gunakan untuk menemukan makanan, pada suatu lokasi, planaria memasukan faringnya ke dalam tubuh lubang tubuh mangsanya dan mensekresikan endopeptidase yang merusak organ dan jaringan kemudian menghisapnya. Pencernaan terjadi di dalam lapisan sel usus planaria. Hanya ada satu yang terbuka ke lubang pencernaan seperti pada Cnidaria, materi yang tidak di cerna keluar melalui mulut. Sari makanan diedarkan dalam cabang sistem pencernaan dan dalam ruangan yang terisi oleh cairan dalam parenkim

Ada jaringan komplek dari pembuluh kecil pada setiap sisi binatang ini, yaitu cabang sel api. Sebuah sel api luas dan cekung, dengan sebuah kerumunan undulipodia yang berkelap-kelip yang memanjang dari ke pusat lubangnya; ini menciptakan sebuah arus, memaksa mengumpulkan cairan beberapa saluran yang mana membuka pada bagian beberapa pori.

Sistem otot terdiri dari 3 kumpulan otot, sebuah lapisan siruahkuler di bawah epidermis, sebuah lapisan longitudinal berada tepat di bawah lapisan sirkuler, dan otot dorsoventral yang berada di dalam parenkim.

Sistem saraf sudah lebih berkembang, terdiri dari jaringan mass yang berbentuk V terbalik, sebuah otak, dan 2 saraf tali longitudinal yang di hubungkan oleh saraf-saraf yang melintang. Saraf melewati berbagai bagian ujung anterior tubuh. Mata berpigmen sangat sensitif terhadap cahaya tetapi tidak membentuk gambar.

Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual (pembelahan), planaria memisah secara tranversal atau membujur, setiap bagian menyusun kembali menjadi binatang sempurna. Reproduksi secara seksual adalah dengan fertilisasi silang saja, meskipun pada setiap planar terdapat organ seksual jantan dan betina. Tidak ada masa larva dalam perkembangan.

Planaria menunjukkan kekuatan luar biasa regenerasi. Jika satu individu memotong secara tranversal menjadi dua, akhir anterior akan berregenerasi menjadi ekor sedangkan dan ujung posterior menjadi kepala baru.

Liver Fluke (Cacing Hati); (Fasiola hepatica-A Termatoda)

Fasciola hepatica atau cacing hati domba, terdapat pada saluran empedu hati domba, sapi, babi dan beberapa herbivora lainnya. Infeksi manusia jarang terjadi tetapi bisa terjadi melalui konsumsi tumbuhan air yang dipenuhi dengan kista cacing.

Mulut dari Fasciola ini berada di tengah sebuah otot yang berbentuk cakram, the oral sucker.  Ventral sucker (acetabulum) bertindak sebagai organ tambahan. Antara mulut dan ventral sucker tedapat genital  pore di mana telur keluar.  Ekskretori pore berada pada posterior paling ujung dari tubuh.

Tubuh dari cacing hati ini tertutupi oleh kutikula tebal yang elastic. Parenkim adalah jaringan longgar yang berada antara dinding tubuh dan alat pencernaan; di dalamnya tersimpan organ-organ internal. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, otot faring, esophagus pendek, dan usus dengan dua cabang utama. Ada sebuah sistem pengeluaran yang kompleks dari sel api mengalir ke kumpulan pembuluh dan kemudian menuju ke dua pembuluh balik utama yang menyatu, membentuk sebuah otot epitel bladder yang terhubung ke lubang ekskretori.

Sistem saraf terdiri dari ganglion kecil (pada ujung anterior) memberi dampak pada serangkaian saraf longitudinal dengan urat saraf yang saling berhubungan. Organ indra ada dengan tidak terbatas. Lapisan otot yang kompeks berada hanya ada di bawah kutikula.
Kebanyak dari Trematoda adalah hemaprodit dengan perkembangan yang baik duoan organ reproduksi jantan dan betina yang komplek ada ketika dewasa. Proses pemasakan telur di mulai di uterus cacing, telur-telur ini melalui saluran empedu domba dan masuk ke ususnya, dan dan akhirnya tebawa keluar bersama feses. Telur yang bertemu dengan air berkembang selama 15 hari atau lebih, kemudian menetas,  melepaskan larva yang berundulipodia (Miracidia),  yang berenang  hingga menyerang spesies tertentu dari keong air di mana mereka bersembunyi  dalambeberapa minggu masing-masing larva menjadi tubuh seperti kantong atau sporokis. Sebuah proses komplek menghasilkan larva berekor panjang . larv aberekor panjang ini meninggalkan siput berenang dalam waktu yang sebentar lalu kista di sebuah daun atau daun rumput. Encysted cercariea disebut meta. Jika rumput tersebut di makan sapi metacescaria keluar dari dinding kista di usus kecil dan membuat jalan membuat jalan menuju saluran empedu dalam hati sapi dimana mereka berkembang cacing dewasa, dalam kurun waktu 6 minggu.

Satu cacing hati kemungkinan memproduksi sebanyak 500 ribu telur karena dalam empedu sapi kemungkinan terdapat lebih dari 200 cacing dewasa,  mungkin ada sebanyak 100 juta telur yang satu hewan parasit. Banyaknya telur yang diproduksi oleh satu cacing itu sangat penting karena banyak telur yang tidak sampai ke air. Kebanyakan larva tidak menemukan spesies tertentu dari siput yang penting untuk perkembangan lebih jauh dan metacercariae; yang mana ??

Cacing pipihpada babi

Cacing pipih pada babi hidup (sebagai dewasa) dalam alat pencernaan dari manusia. Panjangnya mencapai meter, terdiri dari bagian seperti kepaal, Scolex; dan sejumlah bagian yang sama, proglotid tersusun dalam sebuah rangkaian linier. Hewan tersebut menempel pada dinding usus bagian dalam  dengan alat kait dan penghisap yang berada di Scolex. Di balik sekolex leher pendek yang di ikuti oleh tali dari proglotdi yang mana usia dan ukurannya bertambah dari anteriot hingga ujung posterior; seekor cacing mungkin mengandung  800-900 proglotid.

Tidak ada alat pencernaan, makanan dicerna dalam usus inangnya yang diserap melalui dinding tubuh. Sistem saraf sama dengan planaria dan cacing hati tapi tidak begitu berkembang.  Longitudinal dan ekskretory canal yang bersilangn dengan memiliki banyak cabang yang berakhir di sel api yang membawa sisa-sisa metabolism tubuh.

Proglotid dewasa hamper sempurna terisi organ reproduktif.  Embrio berkait enam berkembang dari masing-masing telur masih dalam proglotid yang matang.  Proglotid2 tersebut keluar dari inangnya melalui feses dan mungkin dicerna oleh babi.  Larva embrio  berkaki enam keluar selubungnya melalui dinding usus babi menuju ke pembuluh limfe atau darah. Pada akhirnya mereka di bawa menuju otot  voluntari otak atau mata, di mana mereka membentuk kista. Soclex berkembang dari dari dinding kista dan larva (diketahui sebagai cacing kntong kemih atau cysticercus ) kemudian mungkin dicerna oleh manusia (melalui babi yang dimasak secara tidak tepat) kantong  kemih dan seckolex yang dilepas mengikatkan dinding usus man.usia, dimna rangkai dari proglotid berkembang.