Minggu, 17 Juni 2012

Makalah Tentang Bidara (Ziziphus mauritiana)


MAKALAH TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI
BIDARA (Ziziphus mauritiana)

Ditulis Sebagai Tugas Perkuliahan

Oleh:
                                                      Nama           : Baharuddin Rauf
                                                      NIM               : 10620090
                                                      Kelas            : Biologi C











JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

BAB I
PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang
Tumbuhan-tumbuhan yang berada di dunia ini sangat beragam sekali. Mulai dari tumbuhan tingkat rendah samapi tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat rendah adalah tumbuhan yang belum memiliki sistem pembuluh dan alat perkembangannya bukan dengan biji. Tumbuhan tingkat rendah mempunyai banyak manfaat baik bagi manusia atau lingkungan sekitarnya. Tumbuhan tingkat tinggi adalah kebalikan dari tumbuhan tingkat rendah misalnya alga-algaan yang biasanya digunakan sebagai bahan pembuat agar-agar. Tumbuhan tingkat tinggi juga memiliki banyak manfaat yang tidak dapat terhitung jumlahnya. Salah satu contohnya adalah sebagai bahan pangan, misalnya, jagung (Zea mays)Baik tumbuhan tingkat rendah atau tumbuhan tingkat tinggi mempunyai peranan yang berbeda.
Sering kali kita mengenal tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat di sekitar kita, baik sebagai bahan pangan (jagung, padi, singkong), sayur (bayam, wortel), bumbu (ketumbar, cabai, kemiri), atau sebagai obat-obatan tradisional (gingseng, jintan hitam, bawang merah). Semua tiu adalah tumbuhan-tumbuhan yang sering kita gunakan dan masih banyak lagi yang belum saya sebutkan. Akan tetapi, masih banyak pula tumbuhan-tumbuhan yang sudah kita kenal namun belum  kita  ketahui manfaatnya.
Pada zaman sekarang telah banyak dilakukan penelitian-penelitian tentang masalah tmbuhan-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia. Hal tersebut dilakukan demi kesejahteraan manusia itu sendiri. Telah banyak sekali buku-buku atau artikel-artikel yang diterbitkan dan dipublikasikan ke masyarakat lewat media massa atau secara langsung. Penemuan-penemuan baru pun bermunculan. Tetapi, jauh sebelum ditemukannya penemuan-penemuan tersebut alquran telah menyebutkan beberapa tumbuhan yang mempunyai peranan terhadap kehidupan manusia, baik dalam bentuk positif atau negative. Dan menurut hemat saya semua tumbuhan-tumbuhan yang disebutkan dalam alquran mempunyai peranan positif yang lebih banyak daripada negatifnya. Oleh karena itu, dibuatlah makalah ini sebagai tugas perkuliahan sekaligus menjelaskan manfaat dari tumbuhan yang menjadi setiap tugas masing-masing mahasiswa.
  B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dibuat untuk menentukan tujuan dibuatnya makalah ini. Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah pohon bidaara (Ziziphus mauritiana) dalam persepektif islam?
2.    Bagaimanakah cirri-ciri morfologi dari pohon bidara (Ziziphus mauritiana)?
3.    Apakah manfaat pohon bidara (Ziziphus mauritiana)?

   C.  Tujuan
Tujuan dalam makalah ini dibuat untuk menentukan apa saja yang dituju dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah tidak menuju pembahasan selain apa yang menjadi tujuan dalam makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Mengetahui persepektif islam tentang pohon bidara (Ziziphus mauritiana)
2.    Mengetahui cirri-ciri morfologi dari phon bidara (Ziziphus mauritiana)
3.    Mengetahui manfaat dari pohon bidara (Ziziphus mauritiana)



BAB II
PEMBAHASAN
   A. Pohon Bidara (Ziziphus mauritiana) dalam Persepektif Islam
Dalam Alquran pohon bidara disebutkan dalam 2 tempat yaitu pada Saba’ ayat 16 dan Al-Waqi’ah ayat 28.
Surah Saba’ ayat 16 yang artinya:

"tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr[1237]."

[1236] Maksudnya: banjir besar yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma'rib.
[1237] Pohon Atsl ialah sejenis pohon cemara pohon Sidr ialah sejenis pohon bidara.

Ayat di atas adalah ayat yang menerangkan tentang azab Allah terhadap kaum Saba’ yang dalam ayat sebelumnya adalah masyarakat yang damai dengan dua kebun di sebelah kanan dan kiri. Namun karena mereka berpaling berpaling dan tidak meu mensyukuri hal itu kemudian Allah menggantikan kebun-kebun itu dengan pohon yang  rasanya pahit, atsl atau sejenis cemara dan pohon bidara.
Surah Al-Waqi’ah ayat 28 yang artinya:

"berada di antara pohon bidara yang tak berduri,"

Dalam surah ini, kita menemukan beberapa kata atau istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan kenikmatan surge bagi kaum yang bertakwa. Contohnya adalah kata sidr, yang berarti pohon bidara. Ia mampu menyimpan banyak air sebagai persedian di musim panas. mungkin karena iulah ia mampu bertahan hidup di padang pasir; pohon itu sendiri berbau lembut dan berduri. Namun berbeda dengan pohon bidara biasa, bidara surge tidak berduri. Kata yang menentukan bahwa di surge pohon bidara tidak berduri adalah kata 7ŠqàÒøƒ¤C mempunyai arti kata tidak berduri.
Dalam Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa “Berada di antara pohon bidara yang tak berduri” yang dipenuhidengan buah-buahan. Lain halnya dengan bidara di dunia banyak durinya dan sedikit buahnya. Al-Hafidz Abu Bakar Ahmad bin Sulaiman an-Najar meriwayatkan bahwa Salim bin Amir berkata ‘Para sahabat Rasulullah mengatakan , ‘Sesungguhnya Allah telah memberikan manfaat kepada kita dengan kehadiran orang-orang Arab Badui dan permasalahan mereka. Perawi berkata’  Pada suatu hari datanglah seorang Arab Badui kemudian berkata, ‘ Wahai Rasulullah, Allah menyebutkan bahwa di dalam suurga itu ada sebuah pohon yang akan menyakiti jika orang yang mendekatinya’. Rasulullah bertanya, ‘Pohon apakah itu?’ Katanya lagi, “Pohon bidara. Sebab pohon ini mempunyai duri yang membahakan. Rasulullah balik bertanya, “Bukankah Allah sendiri telah menyatakan “Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri”. Allah telah mencabut durinya, kemudian menggantikannya dengan buah-buahan di tempat duri itu tumbuh. Sesungguhnya pohon bidara ini akan menumbuhkan buah-buahan. Dari salah satu buah terdapat padanya buah akan mengelaurkan72 warna makanan.
Selain itu, pohon bidara juga dipakai untuk memandikan jenazah, sebagaimana yang termaktub dalam hadits berikut ini :
وَعَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( دَخَلَ عَلَيْنَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَنَحْنُ نُغَسِّلُ ابْنَتَهُ، فَقَالَ: "اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا, أَوْ خَمْسًا, أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ, بِمَاءٍ وَسِدْرٍ, وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا, أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ"، فَلَمَّا فَرَغْنَا آذَنَّاهُ, فَأَلْقَى إِلَيْنَا حِقْوَهُ.فَقَالَ: "أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ" ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ: ( ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا وَمَوَاضِعِ اَلْوُضُوءِ مِنْهَا ). وَفِي لَفْظٍ ِللْبُخَارِيِّ: ( فَضَفَّرْنَا شَعْرَهَا ثَلَاثَةَ قُرُونٍ, فَأَلْقَيْنَاهُ خَلْفَهَا )
Ummu Athiyyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masuk ketika kami sedang memandikan jenazah puterinya, lalu beliau bersabda: "Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu pandang perlu pakailah air dan bidara dan pada yang terakhir kali dengan kapur barus :kamfer) atau campuran dari kapur barus." Ketika kami telah selesai, kami beritahukan beliau, lalu beliau memberikan kainnya pada kami seraya bersabda: "Bungkuslah ia dengan kain ini." Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat: "Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat wudlu." Dalam suatu lafadz menurut Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya tiga pintalan dan kami letakkan di belakangnya,
Selain itu, pohon bidara mempunyai manfaat yang lain yaitu daun bidara dignakan untuk Pengobatan Penyakit Sihir dan Guna-guna.
Daun bidara juga bemanfaat-dengan izin Alloh tentunya- untuk pengobatan gangguan sihir, ‘ain (mata jahat) dan suami yang tercegah dari menggauli istrinya, oleh karena itu para ulama menjelaskan caranya adalah ambil tujuh helai daun bidara yang bagus, kemudian bacakan doa dan ruqyah, tumbuk dan campurkan ke dalam air kemudian air digunakan untuk mandi dan minum si sakit.
Dan termasuk dari faidah Tanaman Bidara sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahulloh diantaranya: Buahnya bisa dimakan, mengobati diare, obat untuk penyakit perut, memperkuat fungsi hati dan empedu, meningkatkan nafsu makan, dll.
B.    Pohon Bidara (Ziziphus mauritiana)
a.    Klasifikasi
Kerajaan Plantae
       Divisi      Magnoliophyta
              Kelas      Magnoliopsida
                   Subkelas    Rosidae
                          Bangsa    Rhamnales
                               Suku      Rhamnaceae
                                      Marga    Ziziphus
                                           Jenis     Zizphus mauritiana
Nama Lokal : Tanaman ini dikenal pula dengan pelbagai nama daerah seperti widara (Sd., Jw.) atau dipendekkan menjadi dara (Jw.); bukol (Md.); bĕkul (Bal.); ko (Sawu); kok (Rote); kom, kon (Timor); bĕdara (Alor); bidara (Mak., Bug.); rangga (Bima); serta kalangga (Sumba)
Nama Luar Negeri : Sebutan di negara-negara lain di antaranya: bidara, jujub, epal siam (Mal.); manzanitas (Fil.) zee-pen (Burma); putrea (Kamboja); than (Laos); phutsaa, ma tan (Thai); tao, tao nhuc (Vietnam). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Jujube, Indian Jujube, Indian plum, atau Chinese Apple; serta Jujubier dalam bahasa Prancis.
b.    Sejarah Pohon Bidara Di Indonesia
Dari sejarah yang tertulis ternyata buah Bidara ini merupakan buah yang pertama kali dimakan Nabi Adam Alaihi salam. Dalam Algur’an buah bidara dinamakan Shidr. Dalam surat al-waqiah 28. disebutkan “ Berada di tengah-tengah pohon bidara yang tidak berduri.” Bagi "golongan kanan," keadaan bahagia yang mereka alami di dunia ini tercermin di akhirat nanti. Sidr adalah pohon bidara, di akhirat. Pohon itu tidak memiliki duri, karena segala sesuatu di akhirat akan berada dalam bentuknya yang paling murni. Wanita akan tetap selamanya perawan, dan selamanya hidup. Segala sesuatu berada dalam bentuknya yang sempurna, termurni, dan terbaik. Duri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan, karena itu, tidak ada dalam surga di akhirat. Tidak ada sesuatu pun yang bisa melukai penghuni surga itu.
Ditanah Arab, Buah Bidara dapat dijumpai dipasar-pasar setempat bahkan keberadaan tanaman bidara disana menjadi pendukung perbedaan khasiat madu. Madu Arab terkenal dimana-mana, salah satu factor kunci makanan lebah penghasil madu di Arab yakni keberadaan pohon Kurma dan Pohon Bidara. Tanaman bidara banyak pula tumbuh di daerah Kasmir , sebuah wilayah di Pegunungan Himalaya, yang terbelah diantara India dan Pakistan. Selain Madu Arab dikenal pula ada juga MADU KASHMIR yang banyak dikonsumsi dan menjadi favorit masyarakat di Arab Saudi dan bahkan menyebar keseluruh dunia.
Boleh jadi keberadaan tanaman Bidara di Pulau Sumbawa juga disebabkan oleh kedatangan orang-orang arab yang memang sejak lama sudah menginjak kakinya di pulau Sumbawa.
Di Sumbawa, buah bidaral bukanlah buah yang dikomersilkan secara luas, pasalnya saat musim berbuah tiba semua orang bisa memetik buah bidara yang pohonnya juga menghisasi jalan-jalan sepanjang Sumbawa dari wilayah Timur sampai Barat. Namun jika malas berburu buah bidara, keberadaannya bisa juga didapatkan dipasar-pasar tradisional setempat. Harga satu mangkuk saat musim berbuah berkisar antara Rp.500 – 1000, namun diluar musim berbuah, harga buah bidara melonjak menjadi Rp.2000.
Rasa buah bidara umumnya pahit asam manis, disaat buah berwarna hijau maka umumnya rasa buah bidara pahit keasaman. Warna ranum kuning kemerahan dan kecoklatan bisa dipastikan buah goal tersebut akan terasa manis, namun sentuhan asam masih tetap ada. Bentuknya menyerupai anggur namun kulitnya tidak sekeras anggur. Ditengah daging yang empuk dan lembek terdapat biji yang cukup kasar. Konon biji bidara ini bisa dijadikan bahan dasar kosmetik untuk menghaluskan kulit.
Buah bidara yang menjadi favorit masyarakat Sumbawa yakni yang berjenis buah bidara besar atau masyarakat menyebutnya goal gayong. Bentuk buah bidara ini lebih besar dibandingkan dengan bidara lainnya. Ukuran goal gayong ini sebesar kelereng bahkan rata-rata sebesar buah lengkeng yang terbesar. Akan membuat lidah bergoyang jika buah bidara ini dimakan menggunakan sambal garam. Buah yang warna hijau ditambah dengan sambal garam yang cukup pedas dipastikan kenikmatan itu tidak akan hilang begitu saja.
Secara umum buah bidara bermanfaat untuk menguatkan kecerdasan otak, memperlancar makanan di usus, Menghilangkan penyakit kuning, menghaluskan kulit, meningkatkan selera makan, menghilangkan dahak, serta menyembuhkan penyakit lambat haid.
Dalam masyarakat Sumbawa ternyata keberadaan pohon bidara juga menyentuh dunia mistik. Daun bidara dipercaya dapat mengusir setan atau mengembalikan kesadaran orang yang terkena sihir. Bahkan orang tua dulu memanfaatkan daun bidara untuk memandikan mayat jika mulut mayat tersebut tidak bisa tertutup rapat. Alhasil setelah dimandikan dengan daun bidara maka mulut mayat akan tertutup rapat.
c.    Habitat
Pohon bidara (Ziziphus mauritiana) merupakan pohon kecil dari Indoneisia dan India, family Rhamnaceae, bentuk melengkung, tumbuh di hutan savanna di daratan rendah, kadang-kadang ditanam untuk buahnya.
d.    Habitus
Tanaman bidara (Ziziphus mauritiana) adalah tanaman yang berupa perdu atau pohon dengan ranting-ranting yang kerap kali menggantung. Selain itu, pada daun-daunnya terdapat daun penumpu yang berupa duri.
e.    Morfologi
1.    Daun
Daun tunggal, terletak berselang-seling daun bertangkai, bentuk bulat telur oval, mempunyai ukuran lebar dan panjang daun 4-8x2-7 cm, bertulang daun membujur sejajar 3,  bergerigi lemah, dari bawah putih atau cokelat karat seperti vilt dan gundul dan mengkilap di sisi  atas. Daun ini bertangkai pendek 8-15 mm.
2.    Batang
Batang berkayu, berupa pohon yang tinggi dapat mencapai 5-15 meter. Batang bengkok dan bertonjolan. Ukuran diameter batang berkisar antara 25-50 cm. Ranting-ranting menjuntai, tumbuh simpang siur dan berambut pendek. Selalu hijau atau semi menggugurkan daun.
3.    Akar
Perakaran pada bidara (Ziziphus mauritiana) berupa akar serabut di mana tumbuhan ini mempunyai akar primer yang terus tumbuh menembus ke dalam tanah secara vertical dan dari akar ini tumbuh akar sekunder yang biasanya tumbuh secara horizontal memperluas wilayah penyerapan.
4.    Bunga
Perbungaan berbentuk payung menggarpu tumbuh di ketiak daun, panjang 1–2 cm, berisi 7–20 kuntum. Bunga-bunga berukuran kecil, bergaris tengah antara 2–3 mm, kekuningan, sedikit harum, bertangkai 3–8 mm; kelopak kuning kehijauan, separo jalan berlekuk 5, taju segi 3 bulat telur dari dalam tunas, dari luar berbentuk vilt,  berambut di luarnya dan gundul di sisi dalam; mahkota 5 bulat telur tebailik, bentuk tudung, putih agak seperti sudip, cekung dan melengkung. Tonjolan dasar bunga datar, berlekuk 10, mengelilingi bakal buah yang beruang 2. Cabang tangkai putik 2.
5.    Buah
Buah batu berbentuk bulat hingga bulat telur, hingga 6 cm × 4 cm pada kultivar-kultivar yang dibudidayakan, namun kebanyakan berukuran jauh lebih kecil pada pohon-pohon yang meliar; berkulit halus atau kasar, mengkilap, tipis namun liat, kekuningan, kemerahan hingga kehitaman jika masak; daging buahnya putih, mengeripik, dengan banyak sari buah yang agak masam hingga manis rasanya, menjadi menepung pada buah yang matang penuh. Biji terlindung dalam tempurung yang berbingkul dan beralur tak teratur, berisi 1–2 inti biji yang coklat bentuk jorong.
f.     Manfaat
Buah bidara kultivar unggul diperjual belikan sebagai buah segar, untuk dimakan langsung atau dijadikan minuman segar. Di beberapa tempat, buah ini juga dikeringkan, dijadikan manisan, atau disetup. Buah muda dimakan dengan garam atau dirujak. Buah dari pohon yang meliar kecil-kecil dan agak pahit rasanya. Buah bidara merupakan sumber karoten, vitamin A dan C, dan lemak.

Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran. Daunnya yang tua untuk pakan ternak. Rebusan daunnya diminum sebagai jamu. Daun-daun ini membusa seperti sabun apabila diremas dengan air, dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam. Di Jakarta, daun-daun bidara digunakan untuk memandikan mayat.
Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat obat, untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal obat luka. Di Jawa, kulit kayu ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan; dan di Malaysia, kulit kayu yang dihaluskan dipakai sebagai obat sakit perut. Kulit kayu bidara diyakini memiliki khasiat sebagai tonikum, meski tidak terlalu kuat, dan dianjurkan untuk penyakit lambung dan usus. Kulit akarnya, dicampur dengan sedikit pucuk, pulasari, dan bawang putih, diminum untuk mengatasi kencing yang nyeri dan berdarah.
Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama. Kayu ini dijadikan barang bubutan, perkakas rumah tangga, dan peralatan lain. Di Bali, kayu bidara dimanfaatkan untuk gagang kapak, pisau, pahat, dan perkakas tukang kayu lainnya. Berat jenis kayu bidara berkisar antara 0,54-1,08. Kayu terasnya yang bervariasi dalam warna kuning kecokelatan, merah pucat atau cokelat hingga cokelat gelap, tidak begitu jelas terbedakan dari kayu gubal. Kayu ini dapat dikeringkan dengan baik, namun kadang-kadang sedikit pecah. Di samping penggunaan di atas, kayu bidara juga cocok digunakan untuk konstruksi, furnitur dan almari, peti pengemas, venir dan kayu lapis.
Bidara menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik; nilai kalori dari kayu gubalnya adalah 4.900 kkal/kg. Kayu ini juga baik dijadikan arang. Ranting-rantingnya yang menjuntai mudah dipangkas dan dipanen sebagai kayu bakar.
Kulit kayu dan buah bidara juga menghasilkan bahan pewarna[2]. Bahan-bahan ini menghasilkan tanin dan pewarna coklat kemerahan atau keabuan dalam air. Di India, pohon bidara juga digunakan dalam pemeliharaan kutu lak; ranting-rantingnya yang terbungkus kotoran kutu lak itu dipanen untuk menghasilkan sirlak (shellac).
g.    Kandungan Gizi
Bidara mengandung fosfor, kalsium, vitamin A dan C. Buah (isi 100g)-71-86 g air, 12.8-23.7 g karbohidrat, 0.7-08 g protein, 0.1-1.7 g lemak, 30 mg fosfor, 30 mg klasium, 50-70 IU vitamin A, dan 50-150 mg vitamin C.
h.    Penyebaran
Tanaman ini terutama tumbuh baik di wilayah yang memiliki musim kering yang jelas. Kualitas buahnya paling baik jika tumbuh pada lingkungan yang panas, kaya cahaya matahari, dan cukup kering; namun hendaknya mengalami musim hujan yang memadai untuk menumbuhkan ranting, daun dan bunga, serta untuk mempertahankan kelembaban tanah selama mematangkan buah. Bidara berkembang luas pada wilayah dengan curah hujan 300-500 mm pertahun. Untuk keperluan komersial, pohon bidara dapat dikembangkan hingga ketinggian 1.000 m dpl.; akan tetapi di atas ketinggian ini pertumbuhannya kurang baik.
Tahan iklim kering dan penggenangan, bidara mudah beradaptasi dan kerap tumbuh meliar di lahan-lahan yang kurang terurus dan di tepi jalan. Tumbuh di pelbagai jenis tanah: laterit, tanah hitam yang berdrainase baik, tanah berpasir, tanah liat, tanah aluvial di sepanjang aliran sungai (riparian).
Bidara diperkirakan memiliki asal-usul dari Asia Tengah, dan menyebar alami di wilayah yang luas mulai dari Aljazair, Tunisia, Libia, Mesir, Uganda dan Kenya di Afrika; Afganistan, Pakistan, India utara, Nepal, Bangladesh, Cina selatan, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia, hingga Australia. Kini bidara telah ditanam di banyak negara di Afrika, dan juga di Madagaskar. Namun yang mengembangkannya secara komersial hanyalah India, Cina, dan sedikit di Thailand.
i.      Syarat Tumbuh
Bidara merupakan tumbuhan yang bandel, yang dapat mengatasi suhu ekstrem dan mampu bertahan hidup pada lingkungan yang agak kering. Kualitas buahnya akan paling baik jika tumbuh pada lingkungan yang panas, di udara terbuka dan kering, tetapi hendaknya ada musim hujan untuk mendukung pertumbuhan perpanjangan dan pembungaannya, dan idealnya tanahnya memiliki cukup kelembapan sits untuk mematangkan buahnya. Jika terjadi cuaca yang buruk, pohon bidara ini akan menjadi do an. Pada habitat alaminya, curah hujan tahunannya berkisar antara 12 5 mm dan di atas 2.000 m ; suatu penelitian di India menunjukkan bahwa b berapa kultivar akan tumbuh cukup balk pada cura hujan serendah 300-400 mm per tahun. Suhu maksimumnya adalah 37-48° C, dan suhu minimumn 7-13° C, tetapi pohon bidara masih tahan terhadap embun beku yang ringan. Kisaran ketinggian tempat tumbuhnya ialah antara tepi pantai sampai kira-kira 1000 m dpl. Bidara menghendaki tanah yang cukup ringan dan dalam, tetapi pohonnya dapat pula tumbuh di lahan marginal, tanah basa, tanah asin atau sedikit asam, baik tanah ringan maupun berat, rentan terhadap kekeringan atau kadang-kadang tergenang.
j.      Pedoman Budidaya
Walaupun hampir semua pohon bidara yang dipelihara diperbanyak dengan benih, perbanyakan vegetatif makin banyak dipraktekkan, karena itulah satu-satunya cara untuk memperoleh pohon yang sifatnya sama dengan induknya. Pohonnya dapat diperbanyak melalui setek atau cangkok, tetapi penempelan atau penyambunganlah yang lebih sering dilakukan. Anakan atau benih yang seringkali diambil dari jenis-jenis Ziziphus liar yang selalu tersedia di alam, dimanfaatkan sebagai batang bawah. Masa pertumbuhan vegetatif merupakan saat untuk melaksanakan penempelan: tempelan bentuk T atau penempelan cincin merupakan cara yang dianjurkan. Penyambungan pecut (whip grafting) merupakan cara penyambungan yang dianjurkan, tetapi penyambungan penyusuan (suckle grafting), yaitu salah satu pelengkungan, sangat disukai di Thailand. Dl Asia Tenggara, jarak tanam 5-6 m dianggap perlu, tetapi di India umumnya berjarak tanam 8-9 m. Mengingat gangguan terhadap akar tunggang mungkin fatal, kadang-kadang dianjurkan untuk menyemai benih, lalu mengadakan penempelan atau penyambungan semai di tempatnya. Alternatif lainnya ialah menanam benih pada keranjang anyaman kawat yang ceper yang diletakkan di permukaan tanah, untuk memaksa pertumbuhan awal akar-akar lateralnya di lingkungan yang balk, yang diusahakan di persemaian. Mengingat adanya masalah keserasian, dianjurkan untuk melaksanakan penanaman campuran 3 kultivar.
k.    Pemeliharaan
Pohon bidara yang masih muda diikatkan pada tonggak, Ialu dilakukan pemangkasan untuk memperoleh 4 atau 5 cabang penyangga yang bentuknya balk, yang segera mengisi ruangan yang tersedia; tumpang sari hanya dapat dilakukan 2 atau 3 tahun saja. Pohon asal klon dapat berbuah pada tahun kedua dan dapat menghasilkan buah yang memadai pada tahun keempat. Pohonnya terutama akan mengeluarkan bunga dari pucuk pucuk -baru, dan hendaknya dipangkas untuk meyakinkan bahwa pucuk-pucuk ini memiliki kesuburan yang memadai untuk menghasilkan buah yang berukuran baik dengan kualitas yang baik pula. Dl India, pohon bidara berbuah lebat dan teratur, oleh karena itu cabang-cabang penghasil buah akan cepat sekali menjadi tua, sehingga lambat-laun harus segera dipangkas; tindakan ini juga menghindari terlalu rapatnya tajuk pohon dan mendorong kesuburan pucuk. Saat yang paling baik untuk pemangkasan ialah setelah panen, terutama jika pohon itu meluruhkan daun-daunnya, seperti terjadi di India. Di India, petani bidara memupuk dengan pupuk kandang setelah pertumbuhan vegetatif berlangsung, dan pupuk nitrogen diberikan sebagai pupuk pelengkap pada saat pembentukan buah. Tanaman yang sedang berbuah tidak boleh mengalami kekurangan air, dan walaupun pohon bidara berakar dalam sekali, kebun buah bidara ini dipelihara bersih dan diberikan pengairan teknis jika hujan musim muson tidak mencukupi.
l.      Hama dan Penyakit
Lalat buah merupakan penyebab utama kerusakan tanaman bidara, sayangnya serangga ini mempunyai kesenangan pada kultivar yang sama dengan yang disenangi orang. Kerusakan oleh serangga penggerek buah, ulat pemakan daun, 'weevils', kutu loncat, dan kutu bubuk juga telah dilaporkan. Penyakit embun tepung dapat menjadi demikian berbahaya, yang dapat menggugurkan daun dan bakal-bakal buah, namun penyakit ini telah dapat dikendalikan dengan baik. Penyakitpenyakit yang kurang berbahaya adalah busuk coklat dan bercak daun.
m.   Panen dan Pasca Panen
Panen Buah-buah bidara tidak dapat matang serentak, jadi diperlukan pemetikan 4 kali atau lebih untuk menuntaskan panen. Buah yang diambil masih mentah akan menjadi berbau tidak enak, kecuali jika matang benar, dan buah yang terlalu matang akan kehilangan daya tarik warnanya dan teksturnya akan keriput. Di Thailand, buah bidara tersedia di pasaran dari bulan Agustus sampai Februari; di Filipina, musim buah jatuh dari bulan November sampai Februari. Penanganan pasca panen Buah bidara tidak mudah rusak, dapat ditangani dengan balk dan daya tahan tumpuknya sekitar satu minggu. Penyimpanan suhu dingin dapat memperpanjang musim pemasokan buah selama 1 bulan atau Iebih,
BAB V



KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa di dalam alquran pohon bidara (Ziiziphus mauritiana) di sebutkan dalam surah Saba’ ayat 16 dan surah Al-Waqi’ah ayat 28. Pohon bidara yang berada pada surah Saba’ ayat 16 adalah pohon bidara yang ada di dunia yang memiliki duri dan sedikit buahnya dan pohon bidara yang ada pada surah Al-waqiah adalah pohon bidara yang tidak berduri dan buahnyabanyak.
Bidara adalah tanaman yang berupa pohon yang tumbuh mencapai tinggi 5-15 meter. Tumbuhan ini mempunyai daun tunggal, yang bertulang daun utama tiga, dan terdapat daun penumpu yang berupa duri. Batang, keras dan berkayu. Buah bentuk bulat telu dan Akar berupa akar tunggang. Serta bunga berupa bunga yang mempunyai 5 mahkota.
Manfaat dari bidara ini di antaranya adalah daunnya sebagai sayuran, atau pakan ternak. Batangnya sebagai kayu bakar atau bahan perabotan rumah. Buahnya sebagai bahan makan.










Daftar Pustaka
Dasuki, Undang Ahmad. 1991. Sistematika Tumbuhan tinggi. Bandung :ITB
Jazuli,  Ahzami Samiun.2006. Kehidupan dalam Pandangan Alquran. Jakarta : Gema Insani
Ong, Hean Chooi. 2004. Buah : Khasiat makanan dan obat. Jakarta : Utusan Publication
Rifa’I, Nasib. 2001. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jl. 4. Jakarta: Gema Insani
Shadily, Hasan. 1998. Ensiklopedi Umum. Yogyakarta. Kanisius
Steenes, Van J. 2006. Flora Untuk Sekolah Di Indonesia. Jakarta : Pradnya paramita.

1 komentar:

  1. Kak bukubuku referensi tentang daun bidara judulnya apa ya ?
    Apa ada digramedia

    BalasHapus