Minggu, 08 April 2012

Equisetum sp.

Paku Equisetum atau paku ekor kuda merupakan anggota dari divisi Sphenophyta. Paku ekor kuda adalah garis keturunan tumbuhan tak berbiji kuno lainnya yang beralih sampai ke radiasi tumbuhan vaskuler awal pada masa Devon. Kelompok tersebut mencapai masa kejayaannya selam masa Karboniferus, Ketika banyak spesiesnya tumbuh hingga setinggi 15 cm. Yang bertahan hidup dari divisi tumbuhan ini hanyalah sekitar 15 spesies dari genus tunggal yang tersebar sangat luas. Equisetum adalah yang paling umum ditemukan di Bumi Belahan Utara. Kata Equisetum berasal dari kata equus yang berarti kuda dan saeta yang berarti rambut tebal dalam bahasa Latin. Sehingga tumbuhan yang termasuk genus ini disebut juga paku ekor kuda.Spesies dari genus ini umumnya tumbuh di lingkungan yang basah seperti kolam dangkal, daerah pinggiran sungai, atau daerah rawa.
Eqiusetum biasanya tumbuh dengan tinggi kurang dari 1,3 meter (4 kaki), tetapi pada beberapa di daerah tropis dan pantai hutan tropis di California tingginya dapat melebihi 4,6 meter (15 kaki). Terdapat cabang, mereka biasanya di tumbuh secara berkala sepanjang mereka berhubungan dengan batang.Kedua cabang dan spesies yang tidak bercabang memiliki daun yang sangat kecil (mikroskopis).Daun ini melebur bersama di pangkalan mereka, membentuk leher. Warnanya hijau ketika mereka pertama kali muncul, tapi mereka akan segera layu dan memutih, dan hampir semua proses fotosintesis terjadi di batang.
Equisetum menuat kira-kira 25 jenis yang sebagiannya hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa.
Klasifikasi :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
    Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
        Kelas: Equisetopsida
            Ordo: Equisetales
                Famili: Eqisetaceae
                    Genus: Equisetum
Deskripsi
Batang
Tumbuhan ini mempunyai batang merayap dalam tanah yaitu semacam rizom dengan cabang-cabang yang tegak, biasanya bercabang-cabang yang tegak itu berumur satu tahun saja. Di dalam batang terdapat tiga macam saluran, yaitu
  1. Saluran pusat, merupakan saluran yang terletak di tengah-tengah batang. Tetapi pada batang yang masih muda saluran ini belum terdapat salurtan pusatnya, demikian juga pada batang yang ada di dalam tanah.
  2. Saluran karnial, terletak di sebelah dalam dari ikatan pembuluh. Saluran ini merupakn lingkaran dan pada tiap-tiap saluran letaknya bertepatan denagn rigi-rigi pada permukaan batang.
  3. Saluran valekular, saluran ini letaknya di dalam korteks yaitu di sebelah luar dan berseling dengan saluran karnial. Saluran pusat dan karnial berfungsi untuk penyimpanan air, sedang saluran valekuler berfungsi untuk menyimpan udara.
Daun
Daunnya meruncing pada bagian ujungnya dengan satu berkas pengangkut yang kecil. Karangan daun kebawah berlekatan dengan suatu sarung yang menyelubungi batang. Banyaknya daun tergantung dari pada besarnya batang, tetapi karena daun-daun tersebut amat kecil maka yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis adalah batangnya yang berwarna hijau. Cabang-cabang batang tidak keluar dari ketiak daun melainkan keluar dari antara dun-daun. Ada jenis yang batangnya tidak bercabang dan baru bercabang apabila ujungnya dihilangkan. Jenis yang mempunyai percabangan banyak adalah jenis yang paling primitif, misalnya E.arvense, sebaliknya jenis yang tidak bercabang dianggap jenis yang sudah agak maju.
Akar
Akar dari Equisetum sangat kecil dan halus terdapat pada buku-buku dari rizome atau pada pangkal batang.Diantara anggota Equisetum terdapat beberapa jenis yang mempunyai semacam umbi untuk menghadapi kondisi yang buruk.
Reproduksi
Sistem reproduksi pada Equisetum ialah sporangiumnya terdapat pada sporangiosfor yang tidak lain adalah sporofil. Karena pendeknya ruas-ruas pendukung sporofil maka rangkaian tersebut menyerupai suatu kerucut di ujung batang.Sporofil atau sporangiosfor berbentuk perisai dengan satu kaki di tengah dan beberapa sporangium (5-10) berbentuk kantung pada sisi bawah. Sporangium berasal dari sebuah sel pada permukaan, karena pertumbuhan dari jaringan tengah sporangia terdesak ke bawah sehingga akhirnya terdapat pada sisi bawah dan mengelilingi tangkai.

Spora mempunyai dinding yang terdiri atas endo dan eksosoprangium, dan disamping itu masih mempunyai perisporium yang berlapis-lapis.Lapisan perisporium yang paling luar terdiri atas dua pita sejajar yang dalam keadaan basah membalut spora.Pita itu ujungnya agak melebar meperti lidah. Jika spora menjadi kering, pita itu terlepas dari gulungannya, akan tetapi di tengah-tengahnya tetap melekat pada eksosporium. Dengan adanya pita atau yang dinamakan kepala kaptera yang memperlihatkan gerakan higioskopik itu.
Strobili biasanya panjangnya sekitar 2 sampai 4 cm (0,75 sampai 1,5 inci). Berbentuk heksagonal, seperti piring dovetailing pada permukaan srobilus yang memberikan tampilan dari permukaan berbentuk elips.Segi enam masing-masing menandai puncak sporangiospore yang memiliki pemanjangan 5 sampai 10 sporangia yang saling terhubung.Batang dari sporangiophores melekat pada poros tengah dari strobilus.Sporangia mengelilingi tangkai sporangiophore dan berada titik ke dalam.sporangia ini tersembunyi tidak terlihat sampai jatuh apabila sporangiophores terpisah sedikit. Spora ini akan dilepaskan.

Siklus Hidup
Siklus hidup dari Equisetum terdiri dari tahap sporofit dan gametofit. Pada tahap sporofit, tunas fertil yang didalamnya terdapat strobilus dan si dalam strobilus terdapat kantung-kantung sporangiospore yang nantinya akan mengeluarkan spora dari sporangium. Selanjutnya terjadi tahap meiosis untuk memproduksi spora dan berkembang menjadi Rhizoid. Pada Rhizoid nanti akan menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan (sperm) dihasilkan oleh Antheridium, sedangkan gamet betina (sel telur) dihasilkan oleh Archegonium. Pada tempat yang cocok keduanya akan bersatu ( fertilisasi) dan tumbuh menjadi zigot yang merupakan gametofit dan berkembang menjadi tunas yang vegetatif. Gambar dari silkus hidup Equisetum ialah sebagai berikut :
Siklus Hidup Equisetum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar