1. KLASIFIKASI
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom Pteridophyta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi Lycopodiophyta
Kelas Lycopodiopsida
Ordo Selaginellales
Famili Selaginellaceae
Famili Selaginellaceae
Genus Selaginella
Spesies Selaginella sp.
(Allaby, 1998)
2. Deskripsi Organ
- Akar
- Batang
Selaginella memiliki batang merayap (prostrate) dan menjalar yang bercabang-cabang pada jarak pendek. Percabangannnya monopodial (yaitu titik tumbuh yang sama secara tetap merupakan titik tumbuh utama) walaupun dekat titik tumbuh itu tampaknya dikotomi. Batang memiliki banyak daun kecil-kecil yang dipisahkan oleh ruas yang jelas pada bagian yang lebih tua, tetapi berkelompok pada ujung pertumbuhan (Loveless, 1989)
- Daun
Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat suatu sisik yang dinamakan lidah-lidah (ligula).Lidah-lidah ini merupakan alat penghisap air (misal tetes air hujan), dan seringkali dengan pperantaraan suatu trakeida mempunyai hubungan dengan batas-batas pembuluh pengangkutan (Tjitrosoepomo, 1994).
3. Reproduksi
Selaginella adalah tumbuhan paku heterospor.Tumbuhan jenis ini menghasilkan mikrospora, yang dibentuk oleh mikrosporangium, dan megaspore dibentuk di dalam megasporangium.Kedua jenis sporangium tersebut terdapat pada sporofil yang berbeda, yaitu mikrosporofil dan megasporofil.Sporangium tunggal, terletak pada ketiak sporofil, yaitu diantara suatu sumbu dengan ligula.Umumnya kedua jenis sporofil tersebut bersama-sama tersusun pada sebuah strobilus (strobilus sporangiat).Spora berkembang secara endosporik, yaitu gametofit berkembang dibatasi oleh dinding spora (Koning, 1994).
Reproduksi seksual dari paku lumut dan pinus tanah diikuti oleh produksi dari sporangia. Tetapi paku lumut sporangia berkembang menjadi mikrosporofil dan makrosporofil menghasilkan mikrosporangia yang berisi beberapa mikrosporofit yang menjalani meiosis , memproduksi mikrospora yang tipis. Megasporangia dari megasporofil biasanya berisi megasporofit yang sesudah meiosis terbagi menjadi empat megaspore besar (Mader, 2001).
Masing-masing mikrospora dapat menjadi gametofit jantan terdiri dari anteridium bulat dikelilingi selubung steril (antheredium) dari sel tanpa dinding mikrospora. Masing-masing sel sperma dengan flagella diproduksi dalam masing-masing antheredium. Megaspora yang besar berkembang menjadi gametofit betina yang juga strukturnya sederhana. Selanjutnya gametofit sempurna dan matang, meskipun itu terdiri dari banyak sel yang telah diproduksi di dalam mega spora . Dengan meningkatnya ukuran, akhirnya pecah dan menebalkan dinding spora dan memproduksi beberapa arkegonia dalam kantong tertutup . Perkembangan dari keduanya, gemetofit jantan dan betina sering dimulai sebelum spora muncul dari kotak sporangia. Fertilisasi dan perkembangan sporofit baru adalah sama pada pinus tanah lainnya (Mader, 2001) .
4. Manfaat
Menurut Setyawan AD. (2011) dalam jurnalnya menyatakan bahwa manfaat dari Genus Selaginella (Selaginellaceae) adalah :
- Selaginella adalah bahan baku obat yang potensial, yang mengandung beragam metabolit sekunder seperti alkaloid, fenolik (flavonoid), dan terpenoid.
- Spesies ini secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit terutama untuk luka, nifas, dan gangguan haid. Biflavonoid, suatu bentuk dimer dari flavonoid, adalah salah satu produk alam yang paling berharga dari Selaginella, yang meliputi sekurang-kurangnya 13 senyawa, yaitu amentoflavone, 2′,8”-biapigenin, delicaflavone, ginkgetin, heveaflavone, hinokiflavone, isocryptomerin, kayaflavone, ochnaflavone, podocarpusflavone A, robustaflavone, sumaflavone, dan taiwaniaflavone.
- Secara ekologis, tumbuhan menggunakan biflavonoid untuk merespon kondisi lingkungan seperti pertahanan terhadap hama, penyakit, herbivora, dan kompetisi, sedangkan manusia menggunakan biflavonoid secara medis terutama untuk antioksidan, anti-inflamasi, dan anti karsinogenik.
- Selaginella juga mengandung trehalosa suatu disakarida yang telah lama dikenal untuk melindungi dari pengeringan dan memungkinkan bertahan terhadap tekanan lingkungan hidup yang keras. Senyawa ini sangat berpotensi sebagai stabilizer molekul dalam industri berbasis sumberdaya hayati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar